sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PSI cemburu dan berusaha telikung PDI Perjuangan

PSI cemburu kepada PDIP yang selalu disebutkan menang di Pemilu 2019.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Kamis, 14 Mar 2019 07:10 WIB
PSI cemburu dan berusaha telikung PDI Perjuangan

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin, menilai langkah Ketua Umum PSI, Grace Natalie yang membandingkan partainya dengan partai  berbasis nasionalis lain terkait isu-isu diskriminasi, merupakan upaya partai tersebut untuk mengambil suara PDI Perjuangan.

"PSI bisa saja ingin mengambil suara pemilih PDIP karena ceruk suara mereka sama. Strategi menghantam lawan dan memenangkan diri sendiri pun demikian," kata Ujang di Jakarta.

Ujang menilai, PSI cemburu dengan PDI Perjuangan karena selalu unggul dalam setiap survei dan diprediksi menang dalam Pemilu 2019. Sementara itu, PSI berdasarkan hasil survei berbagai lembaga terancam tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 4%. Karena itu, PSI cemburu kepada PDIP yang selalu disebutkan menang di Pemilu 2019.

"PSI memang cenderung menyalahkan partai lain, termasuk menyalahkan PDIP seolah-oleh PSI yang paling benar," ujarnya.

Ujang menilai, tidak etis dan elok apabila PSI menyalahkan partai lain. Diduga, strategi PSI menyalahkan PDI Perjuangan merupakan bagian dari upaya mendongkrak popularitas dan elektabilitas suara di Pemilu 2019.

Meskipun kedua partai itu berada dalam koalisi pemenangan Jokowi-Ma'ruf, menurut Ujang, namun keduanya tidak bersatu untuk kepentingan Pemilu Legislatif (Pileg), karena masing-masing mengamankan suara partai.

"Mereka satu perahu di Pilpres namun tidak di Pileg karena harus berjuang masing-masing mengamankan suaranya," kata Ujang.

Ujang menyebut sikap PSI yang menyerang PDI Perjuangan berpotensi merusak soliditas koalisi Jokowi-Ma'ruf, sehingga harus ditertibkan demi menjaga etika koalisi. Menurut dia, antarpartai koalisi harus bisa saling menjaga dan menghormati serta tidak saling menyalahkan.

Sponsored

Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie saat berkunjung  ke Medan pada Senin, 11 Maret 2019 menyebut partai yang dipimpinnya berbeda dengan partai nasionalis lain yang menurutnya lebih banyak diam terkait dengan kasus-kasus intoleransi dan diskriminasi belakangan ini.

Grace dalam pidatonya menyatakan, hanya PSI yang peduli ketika 13 Januari 2019 lalu terjadi persekusi kepada jemaat GBI Philadelpia yang sedang beribadah di Labuhan Medan. Juga ketika nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik ditolak massa. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid