close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI periode 2024-2029 Wihadi Wiyanto. /Foto dok. Gerindra
icon caption
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI periode 2024-2029 Wihadi Wiyanto. /Foto dok. Gerindra
Peristiwa
Kamis, 03 Juli 2025 16:59

Banggar DPR: Fluktuasi rupiah terkendali

Wihadi Wiyanto menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan APBN semester I tahun 2025 dalam rapat paripurna di Gedung DRP RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7).
swipe

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Wihadi Wiyanto menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) semester I tahun 2025 dalam rapat paripurna di Gedung DRP RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7). Secara umum, indikator-indikator ekonomi makro nasional relatif stabil dan cenderung adaptif terhadap dinamika global. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87%. Menurut Wihadi, pertumbuhan itu didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,9% (yoy), ekspor yang meningkat 6,8%, serta kinerja sektor manufaktur yang tetap ekspansif. 

“Pertumbuhan yang dicapai ini merefleksikan daya tahan ekonomi nasional. Konsumsi masyarakat tetap kuat, ekspor tumbuh positif, dan manufaktur juga menunjukkan tren pemulihan,” ujar Wihadi.

Inflasi domestik tetap terkendali, bahkan cenderung menurun. Per Mei 2025, inflasi tercatat hanya 1,6% (yoy). Ia menyebut pengendalian harga pangan (volatile food) dan efektivitas kebijakan pusat-daerah sebagai faktor kunci dalam menjaga stabilitas harga.

Dari sisi nilai tukar, Wihadi menjelaskan bahwa rupiah mengalami depresiasi wajar, dengan rata-rata Rp16.429 per US$ hingga 26 Juni 2025. Penurunan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global seperti kebijakan moneter Amerika Serikat dan permintaan valuta asing dalam negeri yang meningkat, termasuk untuk pembayaran dividen dan kegiatan musiman seperti ibadah haji.

“Fluktuasi rupiah tetap dalam kendali. Hal ini menunjukkan sistem keuangan kita cukup tangguh menghadapi berbagai tekanan eksternal,” jelas politikus Partai Gerindra itu. 

Wihadi juga melaporkan bahwa imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada pada rata-rata 6,9%, menyesuaikan dengan dinamika pasar dan kebijakan bank sentral global.

Adapun sektor energi, harga minyak mentah Indonesia (ICP) mengalami penurunan dari US$81,3 per barel pada 2024 menjadi US$70,05 per barel hingga Mei 2025, sejalan dengan kondisi geopolitik dan kebijakan produksi OPEC+.

Lifting minyak dan gas bumi tercatat masing-masing mencapai 567,9 ribu barel/hari untuk minyak dan 987,5 ribu barel setara minyak/hari untuk gas, sedikit di bawah target namun masih menunjukkan kinerja operasional yang stabil berkat optimalisasi sumur dan pemeliharaan fasilitas.

“Ke depan, kita perlu terus menjaga momentum positif ini, mengantisipasi risiko global, dan memperkuat sinergi fiskal untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.
 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan