Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDI Perjuangan, Edi Purwanto, kembali menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan mitra pengemudi ojek online (ojol). Ia menyoroti besarnya potongan biaya oleh aplikator yang dinilai sangat memberatkan pengemudi.
Dalam kegiatan serap aspirasi di Jambi selama masa reses DPR, Edi menerima keluhan langsung dari para pengemudi ojol mengenai potongan yang mencapai 30% per transaksi. Menurutnya, angka tersebut tidak masuk akal dan sudah saatnya dievaluasi secara menyeluruh.
“Saya terus berkomitmen dan memperjuangkan agar potongan aplikator ini dievaluasi karena selama ini potongan aplikator mencapai 30%, bahkan lebih. Ini sangat memberatkan pengemudi ojol,” ujar Edi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (16/4).
Edi menilai potongan yang ideal semestinya berkisar antara 10% hingga 15%, sehingga para pengemudi masih bisa mendapatkan penghasilan yang layak setelah dipotong biaya operasional lainnya. Ia menekankan perjuangan ini bukan hanya menyuarakan keluhan, tapi juga akan dibawa secara formal dalam rapat-rapat resmi DPR.
Edi juga mengingatkan agar para aplikator tidak hanya mengejar keuntungan dalam skema ekonomi kapitalis, melainkan turut memperhatikan aspek kesejahteraan sosial. Ia menyebut pengemudi ojol sebagai “pahlawan ekonomi keluarga” yang berjasa menopang ekonomi rumah tangga di tengah tantangan hidup yang semakin berat.
“Jangan sampai mereka bekerja keras dari pagi hingga malam, tapi hasilnya habis untuk potongan yang tidak proporsional. Kita harus hadir untuk mereka,” tegas mantan Ketua DPRD Provinsi Jambi itu.