sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Benarkah kisruh Piala Dunia U-20 gerus elektabilitas Ganjar?

Ada kelompok warganet yang menyatakan berpaling dari Ganjar lantaran kecewa Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 07 Apr 2023 17:00 WIB
Benarkah kisruh Piala Dunia U-20 gerus elektabilitas Ganjar?

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid sesumbar PDI-Perjuangan bakal terimbas polemik pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Menurut Jazilul, PDI-P sudah "ditandai" oleh para pecinta sepak bola yang kecewa ajang tersebut tak jadi digelar di tanah air. 

"Siapa yang punya andil itu dicatat. Tetapi, bagi yang menolak (kendatangan tim nasional Israel) itu memiliki andil yang salah, baik itu gubernur atau parpol," ujar Jazilul kepada pewarta di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Akhir Maret lalu, FIFA mengonfirmasi bahwa Piala Dunia U-20 resmi dibatalkan digelar di Indonesia. FIFA menyebut gelombang penolakan atas keikutsertaan timnas Israel U-20 di turnamen tersebut menjadi salah satu alasan FIFA mencoret Indonesia sebagai negara tuan rumah. 

Di ruang publik, PDI-P jadi salah satu parpol yang paling vokal menyuarakan penolakan terhadap di timnas Israel. Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster juga turut membela sikap partainya. Dua politikus PDI-P itu beralasan kehadiran timnas Israel potensial memicu konflik besar. 

Selain PDI-P, penolakan serupa juga terekam disuarakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persaudaraan Alumni 212, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan sejumlah organisasi lainnya.

Sebelumnya, boikot terhadap timnas Israel juga riuh di media sosial. Di Twitter, sejumlah akun tenar menyuarakan penolakan terhadap rencana kedatangan timnas Israel. Beragam argumen dikemukakan untuk menyokong sikap itu. 

"FIFA KICK Rusia karena konflik dengan Ukraina harusnya FIFA juga KICK Israel, karena konflik dengan Palestina. Qatar menolak LGBT dan FIFA tidak memaknai sama bahwa penolakan terhadap Israel juga wujud idealisme suatu negara," tulis akun @Catatan_alif7.

Sentimen negatif terhadap kedatangan Israel juga disuarakan akun @knpiharis yang merupakan akun Ketua KNPI, Haris Pertama. Haris mengancam bakal mengerahkan kader-kader KNPI untuk menggelar aksi unjuk rasa menolak timnas Israel. 

Sponsored

"Jika @PSSI dan @erickthoir tetap ngotot mengadakan Piala Dunia U-20 dengan mendatangkan Timnas Israel. Maka DPP KNPI akan kerahkan kekuatan di seluruh daerah untuk menolak timnas Israel di Piala Dunia U-20. Mari kita jaga amanat Bung Karno dan juga para pendiri bangsa ini," tulis @knpiharis. 

Namun demikian, PDI-P dan Ganjar jadi yang paling disorot publik. Warganet terutama menjadikan Ganjar sebagai "sasaran tembak". Mereka membanjiri akun medsos Ganjar dengan komentar negatif. Sebagian akun bahkan mengancam bakal mengalihkan dukungan kepada tokoh lain di Pemilu 2024. "2024 nggak jadi milih bapak," tulis sebuah akun. 

Ihwal isu tergerusnya elektabilitas parpol karena polemik itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto sudah angkat suara. Hasto mengaku tak khawatir sikap PDI-P berimbas pada tingkat keterpilihannya pada Pemilu 2024. 

"Kami tetap bergerak dengan keyakinan karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh," ujar Hasto. 

Hasto berpendapat sikap PDI-P sudah sejalan dengan arah politik luar negeri Indonesia. Di dunia internasional, Indonesia bisa dikata sebagai salah satu negara yang mati-matian membela kepentingan bangsa Palestina. 

Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 juga sempat disesalkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sebuah konferens pers beberapa hari lalu, Jokowi mengatakan tak seharusnya kompetisi sepak bola disangkutpautkan dengan politik. 

Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Presiden FIFA Gianni Infantino di  Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022). /Foto dok. Setkab RI

Aroma politisasi?

Peneliti Drone Emprit, Rizal Nova Mujahid mengatakan polemik mengenai kedatangan timnas Israel dan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 mencapai puncaknya di media sosial pada periode 
29 Maret-2 April. Terekam ada 23.915 perbincangan mengenai isu tersebut. 

Sebanyak 41% perbincangan bernuansa pro terhadap kedatangan timnas Israel dan 39% kontra terhadap kedatangan Israel. Mayoritas warganet yang berkomentar soal itu, kata Nova, ternyata bukan tokoh politik atau punya afilitasi politik dengan parpol tertentu. 

"Apakah ini akan berpengaruh terhadap elektabilitas PDI-P dan Ganjar? Kalau dilihat, yang paling banyak berbicara justru adalah insan-insan yang sangat gemar sepakbola. Jadi, semula saya curiga perbincangan ini didorong oleh akun atau publik-publik yang senang berbicara politik. Tapi, ternyata enggak," kata Nova kepada Alinea.id, Selasa (4/4).

Nova membeberkan perbincangan pro dan kontra menyangkut pembatalan gelaran Piala Dunia U-20 bereskalasi dengan beragam sentimen di Twitter. Namun, mayoritas perbincangan beririsan dengan isu keikutsertaan Israel dan pernyataan tokoh publik yang menolak kedatangan timnas Israel. 

Dari 200 akun yang ia amati di Twitter, hanya sekitar 30% akun yang membicarakan pembatalan Piala Dunia U-20 dari sudut pandang politik. "Itu mereka yang konsisten ngomong politik dan punya dukungan pada kelompok tertentu di politik," kata Nova.

Menurut Nova, sentimen terhadap Ganjar akibat pernyataan menolak kehadiran timnas Israel tidak terlalu buruk. Pasalnya, akun-akun yang pro terhadap sikap Ganjar dan PDI-P juga turut meramaikan perdebatan di media sosial. 

"Sentimen pro-kontra terhadap Ganjar dan PDI-P di Twitter imbang. Perlu dipahami juga, meskipun Ganjar dicaci maki oleh publik pecinta sepakbola atau yang mendukung kedatangan Israel, publik yang pro terhadap Ganjar dan memahami argumentasi yang disampaikan oleh Ganjar plus terhadap PDI-P itu juga cukup banyak," kata Nova.

Ganjar merupakan kepala daerah yang digadang-gadang bakal diusung jadi calon presiden di Pemilu 2024. Di berbagai papan survei, Ganjar selalu unggul jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang sudah diumumkan bakal nyapres, semisal Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. 

Penolakan Ganjar terhadap timnas Israel dianggap blunder. Pasalnya, mayoritas penduduk Indonesia pecinta sepak bola. Survei Nielsen menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pecinta sepak bola terbesar kedua di dunia setelah Nigeria. 

Meski begitu, Nova menilai tak semua warganet menyasar Ganjar. Sebagian besar warganet justru mengaitkan polemik Piala Dunia U-20 dengan ketidakbecusan PSSI dalam mengelola sepak bola Indonesia. Mereka cenderung tak menganggap penting keikutsertaan Garuda muda di ajang itu. 

"Ada banyak PR. yang perlu diangkat. Pertama tentang Kanjuruhan. Kedua, tentang regenerasi. Ketiga, tentang perbaikan fasilitas sepak bola dan seterusnya. Jadi enggak semua insan sepakbola itu menyalahkan Ganjar. Ada juga publik yang lebih menyoroti ke persoalan sepak bola itu dan juga melihat memang Indonesia belum waktunya jadi tuan rumah," ujar Nova. 

Melalui aplikasi Talkwalker, Litbang Kompas juga merekam percakapan warganet terkait isu pembatalan Piala Dunia U-20 pada 28 Maret-3 April 2023. Kompas menemukan terdapat 156.000 percakapan dan 671.500 interaksi di antara warganet dari berbagai kanal medsos yang membicarakan Ganjar dan batalnya Piala Dunia U20.

Terjadi perdebatan sengit antara kelompok akun pendukung dan kontra Ganjar. Meski begitu, pernyataan netizen cenderung cair secara alamiah. Jika umumnya perdebatan di medsos terbelah dalam dua kelompok yang sudah lama terbentuk, dalam isu ini, kedua kelompok seakan saling bertukar anggota.

Akun yang semula mendukung Ganjar kini berpaling dan menyatakan tidak lagi berada di pihak Ganjar karena kecewa dengan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Sebaliknya, akun yang awalnya tidak pernah atau jarang menyatakan dukungan terhadap Ganjar kini beralih mengaku di pihak Ganjar karena kesamaan pandangan menolak timnas Israel.

Di tengah banjir kritik itu, menurut Kompas, akun-akun pendukung Ganjar bergerak untuk kampanye kontrawacana. Mereka sukses melambungkan tagar #GanjarHebat, #GanjarPresidenku, atau #TegarBersamaGanjar. "Masifnya tagar-tagar dari akun pendukung Ganjar ini terbilang efektif karena mampu mengisi 10 teratas tagar terpopuler," tulis Kompas. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) menyambut Presiden Jokowi di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, April 2023. /Foto Instagram @ganjar_pranowo

Tak signifikan 

Dosen komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad berpendapat sikap PDI-P dan Ganjar tak akan berefek banyak dalam mempengaruhi elektabilitas mereka di Pemilu 2024. Ia meyakini Ganjar dan PDI-P punya konstituen loyal yang tak mudah digoyang berbagai isu politik. 

"Pemilih PDI-P itu juga punya tipologi dan berorientasi pada partai ID yang cukup kuat. Bisa jadi mereka kecewa, tapi belum tentu mereka mengalihkan dukungan dari PDI-P dan Ganjar.  Apalagi, belum terlihat juga apakah dari barisan kecewa itu digunakan pesaing Ganjar atau PDI-P untuk menyalip PDI-P," ucap Nyarwi kepada Alinea.id, Selasa (4/4).

Menurut Nyarwi, kekecewaan terhadap Ganjar dan PDI-P terutama datang dari kalangan warganet pecinta sepak bola. Kalangan pemilih pemula yang juga terkategori sebagai suporter fanatik sepak bola terutama rentan beralih dari Ganjar dan PDI-P.

"Pemilih pemula di bawah umur 40-an itu besar jumlahnya. Tetapi, berapa persen dari mereka yang benar-benar fanatik dan berapa persen  mereka yang percaya (Ganjar dan PDI-P penyebab pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20) dan akhirnya mengalihkan dukungan dari PDI-P dan Ganjar. Saya kira angkanya kecil," ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies itu.

Infografik Alinea.id/MT Fadillah

Peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad sepakat dampak elektoral dari polemik pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tak akan besar bagi PDI-P dan Ganjar. Pasalnya, ada banyak parpol dan tokoh lain yang juga terang-terangan "memboikot" timnas Israel. 

"Kami belum punya data pastinya. Tapi, saya melihat pengaruh dari gelombang kekecewaan ini akan terbatas karena semua elite memiliki pandangan dan sikap yang sama soal kehadiran Israel itu. Satu-satunya partai yang berbeda secara tegas hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI)," kata Saidiman kepada Alinea.id, Rabu (5/6).

Selain itu,  menurut Saidiman, kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 juga tak bisa serta merta diasumsikan sebagai ulah Ganjar dan PDI-P. Pasalnya, sejauh ini FIFA belum menjelaskan secara terang-benderang mengenai penyebab utama Indonesia dicoret sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20.

"Apakah karena pernyataan beberapa tokoh politik dan ormas atau mereka tidak yakin dengan kondisi keamanan Indonesia? Kalau ini persoalannya, maka sebenarnya ini di luar kendali PDI-P dan Ganjar. Dengan demikian, kesalahan tidak bisa dilimpahkan sepenuhnya pada pernyataan penolakan tersebut," kata Saidiman.

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati berpendapat serupa. Namun, ia menyebut besar-kecilnya dampak elektoral isu Piala Dunia U-20 bakal bergantung pada manuver-manuver rival PDIP dan Ganjar dalam memainkan isu itu. 

"Sentimen (negatif) tersebut, saya pikir, sepertinya tak akan berlangsung lama. Namun demikian, hal itu tergantung apakah rival PDI-P dan Ganjar merawat sentimen itu sebagai senjata politik," ucap Wasisto. 

Berita Lainnya
×
tekid