sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Manuver Cak Imin koalisi dengan Gerindra, dinilai bukan aspirasi pemilih

Pencalonan Prabowo-Cak Imin dipandang untuk tujuan lain.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 12 Agst 2022 16:00 WIB
Manuver Cak Imin koalisi dengan Gerindra, dinilai bukan aspirasi pemilih

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani mengatakan, rencana Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, untuk berkoalisi Partai Gerindra di Pilpres 2024 merupakan manuver elite, bukan mencerminkan aspirasi pemilih.

Hal itu, kata Saiful, terungkap dari kecendrungan pemilih PKB yang mengingkan Gubernur Jawa Tengah sebagai calon presiden (capres), ketimbang Prabowo Subianto. Sebab, berdasarkan survei SMRC pada Mei 2022, dari total pemilih PKB, 40,7% menginginkan Ganjar Pranowo sebagai presiden. Sementara, yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 22% dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 16,5%.

Saiful menjelaskan, ada dua model penentu koalisi. Pertama model bottom-up, yakni mendengarkan aspirasi dari bawah, konstituen, pemilih, atau kelompok-kelompok kepentingan yang dekat dengan partai. 

Model kedua adalah supply-side atau top-down. Dalam model koalisi ini, kebutuhan masyarakat diciptakan oleh elit.

"Melihat kecenderungan pemilih PKB hal ini menununjukkan manuver yang sedang dimainkan Muhaimin dan Prabowo untuk berkoalisi tidak mencerminkan demand-side atau aspirasi pemilih PKB, melainkan aspirasi elit," kata Saiful dalam acara bedah politik yang disiarkan oleh kanal Youtube SMRC TV pada Jumat (12/8).

Kendati demikian, menurut Saiful, politik acapkali bukan hanya sekadar kemenangan elektoral. Menurut dia, target koalisi PKB-Gerindra mungkin bukan mencalonkan Prabowo sebagai presiden dan Muhaimin menjadi calon wakil presiden (cawapres), tapi untuk pertimbangan yang lain,

"Misalnya dia (Muhaimin) ingin tercatat menjadi calon wakil presiden yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Ini satu langkah politik yang memiliki nilai tersendiri. Dan ini juga mungkin bisa membantuk partai untuk melakukan mobilisasi," ujarnya.

Menurut Saiful, pengajuan Prabowo sebagai calon presiden selama ini juga punya tujuan untuk mobilisasi partai. Prabowo, kata dia, punya magnet untuk menggerakkan pemilih.

Sponsored

"Targetnya bukan Prabowo menjadi presiden, tapi setidaknya suara Gerindra cukup baik untuk mengamankan para politisi partai. Mungkin itu target minimal. Syukur-syukur kalau Prabowo jadi presiden," tuturnya.

Adapun pemilih PKB cenderung memilih Ganjar Pranowo dibanding tokoh lain, hal itu menurut Saiful wajar. Secara sosiologis pemilih PKB dan Ganjar dekat. Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah basis utama massa pemilih PKB dan wilayah itu pula yang menjadi basis pendukung Ganjar.

Namun demikian, Saiful mengingatkan, Muhaimin pernah melakukan tindakan politik yang menarik dalam kasus pemilihan gubernur Jawa Tengah. Dalam pilkada tersebut, PKB tidak mendukung Ganjar Pranowo, melainkan mendukung pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah.

Dalam kasus ini, Saiful berpendapat, PKB memiliki pertimbangan lain di luar menang pilkada. Karena itu, menurut dia, dalam kasus Pilpres 2024, boleh jadi Muhaimin kembali memiliki pertimbangan lain di luar soal memenangkan pilpres.

"Ada target lain yang bisa dicapai melalui koalisi itu, tidak hanya secara harfiah koalisi Capres dan Cawapresnya bukan hanya untuk menang menjadi pasangan presiden dan wakil presiden. Itu terlalu sederhana kita melihat makna di balik rencana koalisi itu sendiri," ucap Saiful Mujani.

Saiful mengatakan, apabila dilihat dari aspek demand-side, mestinya koalisi PKB tidak dengan Prabowo Subianto. Menurut dia, jika PKB mendukung Ganjar, tidak ada jaminan bahwa Muhaimin Iskandar, akan diusung menjadi calon wakil presiden.

"Semangat politik seperti itu (untuk masuk dalam bursa Capres-Cawapres) adalah hal yang normal di kalangan politisi," ucap Saiful.

Berita Lainnya
×
tekid