sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gerindra tegaskan Prabowo maju sebagai capres

Prabowo disebut tidak akan cocok jika disandingkan dengan Joko Widodo, sebab perbedaan prinsip di sejumlah sektor.

Bima Yairiba
Bima Yairiba Rabu, 25 Apr 2018 17:38 WIB
Gerindra tegaskan Prabowo maju sebagai capres

Joko Widodo dan Prabowo Subianto ramai disebut bakal menjadi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2019 mendatang. Namun, hal tersebut dibantah oleh Partai Gerindra. 

Wakil Ketua Umum sekaligus Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon membantah isu bahwa Prabowo akan dipasangkannya Joko Widodo dalam pilpres 2019 mendatang. Fadli menyebut bahwa Prabowo final dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra menjadi capres dari Gerindra. 

"Tidak ada, atau nanti mau diserahkan kepada orang lain, mau jadi cawapres, mau jadi king maker, itu cuma bentuk kepanikan orang untuk menghadapi Pak Prabowo." Ujar Fadli saat dijumpai wartawan Rabu (25/4) di gedung DPR.

Bantahan Fadli ini menanggapi pendapat politisi PDI-P Maruarar Sirait yang mengatakan jika Jokowi dan Prabowo dipasangkan dalam pilres mendatang, maka paslon tersebut akan meraih elektabilitas yang tidak tertandingi. Sebab kekuatan dari kedua figur tersebut dinilai luar biasa besarnya.

Sponsored

Berbeda Bengan Maruarar, Fadli mengungkapkan bahwa Joko Widodo dan Prabowo Subianto tidak akan cocok jika disandingkan sebagai paslon pada pilpres mendatang. Sebab kedua figur itu tidak memiliki chemistry dalam mencanangkan platform politiknya. 

"Pak Jokowi menggelar karpet merah untuk tenaga asing, kalau kita justru mencegah agar tenaga asing tidak masuk. Kecuali tenaga kerja ahli yang kita tidak memilikinya. Kalau Jokowi mau impor dosen, kita justru menyekolahkan dosen kita keluar negeri, supaya mereka lebih bagus dan kompetitif," terang Fadli. 

Perbedaan lain kata Fadli adalah cara pandang kedua tokoh tersebut soal ekonomi. Sebab mantan Danjen Kopassus tersebut lebih menekankan pada ekonomi kerakyatan dengan prioritasnya pada sektor pertanian, para petani, nelayan, buruh, pedagang pasar, itu. Sementara Jokowi disebut Fadli lebih prioritas pada bangunan fisik dan impor. 

Berita Lainnya
×
tekid