Jokowi rombak kabinet tanpa dengar keluh masyarakat

Aktivis KAMI Syahganda Nainggolan menilai, perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan langkah mundur. Menurutnya, Jokowi tak merespon apa yang dibutuhkan publik pada agenda perombakan kabinet.

"Kalau kita lihat Google tren ya, sebenarnya banyak sekali dikeluhkan atau diperbincangkan masyarakat. Itu kan yang harusnya direspon oleh Jokowi dalam reshuffle kabinet," kata Syahganda dalam keterangannya di diskusi daring yang digelar Narasi Institute, Jumat (17/6).

Syahganda mengungkapkan, dari tren perbincangan publik yang diamatinya melalui pencarian kata kunci, topik terkait utang luar negeri, harga bahan pokok, politik, dan korupsi cukup banyak dicari masyarakat. Ini yang sebagian besar tak ditanggapi oleh Jokowi.

Menurut Syahganda, isu terkait ekonomi perlu jadi perhatian di tengah krisis global pascapandemi Covid-19. Pemerintah harus menarik rem untuk menghemat anggaran negara.

"Dalam keadaan ekonomi sulit, itu hukum ekonominya, yang namanya dalam krisis itu semua penghematan, menurut saya sama dalam mahzab ekonomi apapun," ujar Syahganda.

Syahganda menyebut, isu reshuffle yang dalam sebulan terakhir bergulir telah menguras perhatian masyarakat. Publik menantikan langkah Jokowi sebagai presiden untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat melalui perombakan kabinet.

"Di dalam sistem presidensial, presiden punya hak veto untuk merombak kabinetnya berdasarkan kinerja," tuturnya.

Pihaknya menambahkan, penunjukkan tokoh-tokoh dalam agenda perombakan kabinet perlu jadi perhatian, agar dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dan tidak berdampak negatif ke depannya.