sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pesan Jokowi dinilai bermakna ganda soal Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Jokowi dinilai tidak mau bersinggungan dengan PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 23 Mei 2022 11:17 WIB
Pesan Jokowi dinilai bermakna ganda soal Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta relawan Pro-Jokowi (Projo) 'ojo kesusu' alias jangan terburu-buru dalam menentukan calon presiden bermakna ganda. Diketahui, hal itu disampaikan Jokowi di depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Praowo.

"Pesan tersebut bisa jadi untuk menjaga jarak soal siapa yang akan didukung Jokowi pada Pilpres 2024. Jokowi ingin menunjukkan dirinya belum mendukung siapa pun capres pilihannya," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Senin (23/5) .

Menurut Jamiluddin, sikap tersebut paling aman bagi Jokowi agar tidak bersinggungan dengan PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri. Jokowi tetap menginginkan dukungan dari Megawati agar kabinet yang dipimpinnya tidak goyah hingga 2024.

"Sulit dibayangkan soliditas partai koalisi pendukung pemerintah akan tetap kokoh bila PDIP menarik diri. Jokowi dipastikan tidak ingin hal itu terjadi karena akan membahayakan pemerintahannya," ucap dia.

Oleh karena itu, Jamiluddin berpendapat, kecil kemungkinan Jokowi memberi sinyal memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 dalam pertemuan dengan Projo. "Sebab cost politiknya terlalu mahal bagi Jokowi," ungkap dia.

Namun demikian, lanjut dia, pernyataan Jokowi itu tampaknya membuat PDIP kurang berkenan. Sebab, pernyataan itu sebetulnya tak perlu disampaikan dalam acara seperti itu. Selain karena memang bermakna ganda, juga sebagai presiden selayaknya tak perlu menyatakan dukungannya secara terbuka. 

Menurut dia, Presiden Jokowi harus mengayomi dan independen bagi semua elemen masyarakat. Hal itu dapat dilakukannya bila ia tidak mendukung salah satu capres. Sikap demikian, tegas Jamiluddin sudah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2014. SBY netral tanpa mendukung Jokowi atau Prabowo Subianto.

"Jokowi akan diuji, apakah ia hanya sosok politisi atau negarawan? Kalau ia politisi, tentu ia akan mendukung salah seorang capres. Sebaliknya, bila ia negarawan, tentu ia akan memilih netral," pungkas dia.
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid