sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pelaku industri pembiayaan keluhkan naiknya suku bunga

Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi tantangan bagi industri pembiayaan tahun depan. 

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 21 Nov 2018 20:00 WIB
Pelaku industri pembiayaan keluhkan naiknya suku bunga

Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi tantangan bagi industri pembiayaan tahun depan. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau Wom Finance mematok target pertumbuhan konservatif di 2019.

Direktur Keuangan Wom Finance Zacharia Susantadiredja mengatakan tahun depan cukup menantang bagi industri pembiayaan. Sebab, tren suku bunga terus meningkat, sementara perusahaan pembiayaan tak bisa meningkatkan bunganya lantaran kian ketatnya persaingan bisnis.

"Bisnis finance motor khususnya saat ini main di pasar bunganya relatif tidak elastis dibanding bisnis lain. Sepeda motor masih jadi kebutuhan primer dan orang masih akan beli," jelas dia, Jakarta, Rabu (21/11).

BI menaikkan suku bunga acuannya menjadi 6% di November dibandingkan Oktober 2018 yang berada di posisi 5,75%. Sepanjang tahun ini, bank sentral telah menaikkan suku bunganya sebanyak enam kali. 

WOMF menargetkan bisa menggaet pertumbuhan pembiayaan di tahun depan sebesar 8%-10%. Pertumbuhan ini stagnan atau sama dengan target perusahaan di tahun ini. 

Untuk mengejar target itu, perusahaan akan meningkatkan efisiensi. Selain itu juga akan menambah jaringannya ke wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Dia juga optimistis penjualan sepeda motor tahun depan masih meningkat sehingga akan mendorong pertumbuhan pembiayaan. "Tahun depan prospeknya, dengan melihat tahun ini pertumbuhan penjualan sepeda motor 10% kami juga mengharapkan tahun depan pembiayaan bisa meningkat 8%-10%," kata Zacharia.

Hingga Oktober lalu, perusahaan telah menyalurkan total pembiayaan mencapai Rp6 triliun, dengan target hingga akhir tahun bisa mencapai Rp7,1 triliun.

Sponsored

Sekadar informasi, Wom Finance berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp152 miliar sampai dengan Kuartal III-2018. Raihan tersebut meningkat 51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp101 miliar.  

Sementara itu, penyaluran pembiayaan perseroan tercatat sebesar Rp5,5 triliun atau meningkat 23% dibandingkan kuartal III-2017 senilai Rp4,5 triliun.  Kontribusi penyaluran pembiayaan tersebut berasal dari pembiayaan sepeda motor baru sebesar Rp3,1 triliun dan pembiayaan multiguna sebesar Rp2,1 triliun.  

Adapun total aset meningkat menjadi Rp8,9 triliun atau tumbuh 29% secara year-on-year (yoy). Total pendapatan juga mengalami pertumbuhan sebesar 27% menjadi Rp1,9 triliun.  

"Hal ini ditunjang dengan pertumbuhan piutang pembiayaan konsumen yang naik sebesar 38% dan ekuitas perseroan yang pada September 2018 mencapai Rp1,1 triliun," kata dia. 

Sementara itu, tingkat pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) hingga September mencapai 2,77%, lebih rendah jika dibanding dengan NPF industri di level 3,15%.

Presiden Direktur WOMF djaja Suryanto Sutandar menambahkan, sepanjang tahun ini berbagai langkah telah dilakukan perseroan agar tetap tumbuh di tengah kondisi makro ekonomi yang cenderung stagnan. Tahun ini WOMF telah membuka cabang-cabang baru di luar pulau Jawa,  yakni di Sumatra dan Kalimantan.  

Sampai dengan akhir September 2018, perseroan memiliki 120 kantor cabang dan 72 kantor selain cabang yang tersebar di Jawa, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bangka dan Batam. Selain itu, WOMF juga didukung 1.117 dealer dan 2.656 agen. 

"Kami yakin sampai dengan akhir tahun perseroan akan tumbuh positif dan dengan strategi yang sudah ditentukan, kami optimistis tahun depan WOMF akan melambung lebih tinggi," pungkas Djaja.

Berita Lainnya
×
tekid