sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah targetkan bauran EBT minimal 23% tahun 2025

Target ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 18 Mar 2019 19:51 WIB
Pemerintah targetkan bauran EBT minimal 23% tahun 2025

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pencapaian bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) minimum 23% pada tahun 2025. 

Target ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028 yang baru disahkan melalui Keputusan Menteri ESDM 39 K/20/MEM/2019 pada 20 Februari 2019.

"Pemerintah menetapkan EBT dalam bauran energi minimal 23% pada 2025. Ini tantangan yang amat besar," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam acara diseminasi RUPTL PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) di Jakarta, Senin (18/3).

Jonan mengatakan, untuk saat ini, realisasi bauran untuk energi hanya mencapai 13%. Ketentuan baura EBT juga belum pernah tercatat pada RUPTL sebelumnya. 

Untuk itu, dalam RUPTL kali ini, Jonan mendorong agar bauran tersebut dapat terlaksana tanpa menunggu perubahan RUPTL. Sehingga, target bauran yang telah disahkan tersebut dapat segera tercapai.

"Kalau memang dibutuhkan dan sistemnya menerima silakan aja PLN dengan pengembang mendiskusikan rencana pembangunan renewable energy ini tanpa perlu RUPTL terlebih dahulu," ucapnya.

Jonan juga menyebut pembangkit itu bakal masuk RUPT tahun selanjutnya jika pembangunan benar-benar berlangsung.

"Jadi ini tujuannya untuk mengejar bauran energi dalam kelistrikan tersebut," tuturnya.

Sponsored

Elektrifikasi listrik

Di sisi lain, melalui RUPTL PT PLN (Persero) 2019-2028, Kementerian ESDM juga menginstruksikan kepada PLN agar terus mendorong pengembangan energi terbarukan. 

Dalam RUPTL terbaru ini, target penambahan pembangkit listrik dari energi terbarukan hingga tahun 2028 adalah sebesar 16.714 MW.

Menurut Jonan, hal terpenting lainnya adalah perluasan akses listrik atau rasio elektrifikasi 2018 naik sebesar 14% dibanding empat tahun terakhir. 

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, energi harus berkeadilan, tantangannya (harga) harus terjangkau," ujarnya.

Jonan juga menginstruksikan PLN untuk merealisasikan target hingga 2028 yang tertuang dalam RUPTL seperti total rencana pembangunan pembangkit sebesar 56.395 MW, jaringan transmisi tenaga listrik sepanjang 57.293 kms, dan gardu induk sebesar 124.341 MVA.

Selanjutnya, jaringan distribusi sepanjang 472.795 kms dan gardu distribusi sebesar 33.730 MVA.

Dalam RUPTL 2019-2028 ini, pemerintah juga mendorong penggunaan teknologi pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Hal ini telah dilakukan antara lain dengan mendorong penerapan teknologi PLTU Clean Coal Technology (CCT).

Berita Lainnya
×
tekid