sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden Jokowi ajak eksportir jajaki pasar nontradisonal di Asia dan Afrika

Upaya ini dilakukan sebagai langkah untuk menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 24 Okt 2018 16:15 WIB
Presiden Jokowi ajak eksportir jajaki pasar nontradisonal di Asia dan Afrika

Di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat terutama para eksportir untuk melihatnya sebagai peluang. Caranya, dengan masuk ke pasar-pasar yang ditinggalkan atau tak tergarap oleh negara-negara yang terlibat dalam perang dagang tersebut. Saslah satunya pasar non-tradisonal.

“Ada kesulitan, tapi dalam kesulitan itu ada peluang,” kata Presiden Jokowi di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Rabu (24/10). 

Dalam ajakannya, Presiden Jokowi menyarankan para eksportir untuk melebarkan sayap ke wilayah Asia Selatan dan Afrika. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (CAD). 

“Saya ingin Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), para duta besar, konsulat jenderal, semuanya untuk bekerja keras meraih pasar-pasar nontradisional,” ujarnya.

Selain Asia Selatan dan Afrika, Jokowi juga mengajak eksportir berpenetrasi ke negara-negara seperti Turki, Rusia, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah. Negara-negara tersebut, menurut Jokowi, memiliki peluang besar yang belum menjadi fokus. Karena itu, dia berharap hal tersebut mulai diperhatikan, sehingga dapat menunjang ekspor agar tercipta surplus neraca perdagangan. 

Jokowi mengungkapkan, defisit neraca perdagangan dan CAD merupakan masalah yang sudah terjadi sejak dan tidak kunjung selesai. Pada 2017 misalnya, CAD tercatat mencapai US$17,3 miliar. Penyebab deficit tersebut, kata Jokowi, karena kondisi impor yang jauh lebih besar dibanding ekspor. Untuk mengatasinya, kinerja ekspor perlu ditingkatkan sembari mengurangi impor demi menjaga tren surplus.

“Bulan September kemarin ada titik terang, neraca perdagangan kita mulai surplus US$220 juta, masih kecil tapi sudah surplus, kita harapkan nanti di Oktober dan November menjadi tradisi surplus berlanjut sehingga tahunan juga surplus,” ujarnya.

Pada Januari hingga September 2018, ekspor Indonesia berada pada posisi US$ 122 miliar atau tumbuh 9,2% dibanding pada periode yang sama di tahun lalu. Untuk menjaga pertumbuhan ini, Presiden ingin pemerintah memberi insentif agar pabrik-pabrik, dunia usaha, dan industri terdorong untuk masuk ke pasar ekspor.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid