sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sejarah Bakrie genggam saham Freeport

Gubernur Papua Lukas Enembe menolak proposal divestasi saham Freeport lantaran trauma dengan sejarah Grup Bakrie lewat Indocopper Investama.

Sukirno
Sukirno Sabtu, 24 Nov 2018 06:53 WIB
Sejarah Bakrie genggam saham Freeport

Gubernur Papua Lukas Enembe menolak proposal divestasi saham Freeport lantaran trauma dengan sejarah Grup Bakrie lewat Indocopper Investama.

Corporate Communications and Government Relations PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Rendi A. Witular, mengatakan keputusan pemerintah pusat dan Holding Industri Pertambangan Inalum yang akan mengalokasikan 10% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk pemerintah daerah didasari oleh niat yang baik.

Menurutnya, niat baik itu agar masyarakat Papua mendapatkan manfaat yang maksimal dari hasil operasional Freeport di Tanah Papua. Dia menyebutkan, Inalum telah melakukan pertemuan antara Gubernur Propinsi Papua dan jajarannya dengan perwakilan dari Kementerian Keuangan, Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Danareksa (Persero) dan Kantor Hukum HPRP Danton.

"Inalum sangat memahami aspirasi yang disampaikan Gubernur Papua dalam pertemuan tersebut dan akan terus bekerja sama dengan pemerintah propinsi dan pemerintah Kabupaten Mimika untuk mencari kesepakatan yang terbaik," ujarnya, Jumat (23/11). 

Dia mengatakan, pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut berlangsung dinamis dan kondusif. Setelah pertemuan, sambungnya, Gubernur Lukas Enembe dan jajarannya akan mengkaji opsi-opsi yang terbaik bagi para pihak. 

Struktur kepemilikan pemerintah daerah yang saat ini diusulkan, kata dia, termasuk struktur PT Indocopper Investama (PTII) sebagai Perseroan Khusus, adalah struktur yang lazim dan mempertimbangkan aspek finansial, legal dan perpajakan yang efisien bagi semua pemegang saham, termasuk Pemerintah Propinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika.

Dia menjelaskan, PTII akan menjadi Perseroan Khusus yang akan dimiliki oleh Inalum dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Daerah, sesuai dengan kesepakatan induk yang ditandatangani pada tanggal 12 Januari 2018 antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Mimika dan Inalum tentang Pengambilan Saham Divestasi Freeport.

Saat ini, ucapnya, Indocopper memiliki 9,36% saham di Freeport. Perusahaan tersebut 100% dimiliki oleh Freeport McMoRan sejak 2002. Setelah proses divestasi selesai nanti, 100% saham Indocopper akan dimiliki oleh Inalum, sebelum nantinya dijadikan Perseroan Khusus untuk menampung saham Pemerintah Daerah.

Sponsored

Dia menambahkan, pertimbangan penggunaan Indocopper sebagai Perseroan Khusus adalah mekanisme yang paling efisien secara finansial, legal dan perpajakan. Penggantian nama dari PT Indocopper Investama, akan menjadi pertimbangan Inalum dan pemerintah daerah.

Menurutnya, Inalum akan menunggu kesepakatan antara pemerintah Propinsi Papua dan pemerintah Kabupaten Mimika mengenai struktur kepemilikan saham dalam BUMD yang akan dibentuk bersama.

Penolakan yang dilakukan oleh Lukas Enembe adalah lantaran ketidakjelasan jumlah persentase saham PT Freeport Indonesia untuk Papua dan Inalum. Gubernur Papua menyebut proposal yang diajukan Inalum adalah dari 51% saham Freeport, sebesar 26% milik Inalum, 10% milik Papua, dan sisanya sebesar 15% tidak diketahui dimiliki oleh pihak mana.

Inalum, menurut Lukas, menyodorkan proposal baru dengan nama perusahaan PT Indocopper Investama. Perusahaan ini sebelumnya merupakan milik Aburizal Bakrie dan sempat memegang saham Freeport, sebelum dijual lagi ke PT Freeport Indonesia.

"Jangan membuat sejarah masa lalu yang tidak baik untuk diulang kembali, sehingga kami minta agar pembentukan perusahaan BUMD ini harus dibahas ulang," katanya.

Bakrie & Brothers (perseroan).

Jejak Grup Bakrie 

Pengusaha yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memiliki jejak kepemilikan di dalam PT Freeport Indonesia sejak 30 Desember 1991. 

Grup Bakrie mengempit saham Freeport dari PT Bakrie Copperindo Investments Co alias Bakrie Investindo. Kepemilikan itu diawali saat divestasi tahap pertama sebesar 10% saham Freeport dari Freeport McMoran Inc.

Kala itu, Bakrie hanya membayar pembelian 10% saham Freeport senilai US$40 juta dari total US$213 juta. Sisanya ditalangi oleh Freeport McMoran. 

Kemudian, Bakrie mendirikan perusahaan PT Indocopper Investama untuk menampung saham Freeport miliknya. Namun setahun kemudian, Freeport McMoran Copper & Gold Inc, yang saat itu menguasai 80% saham Freeport Indonesia, membeli 49% saham Indocopper senilai US$212 juta.

Selanjutnya, Indocopper Investama menjadi perusahaan terbuka dan mencatatkan saham di Bursa Efek Surabaya (BES) dengan nama PT Indocopper Investama Tbk pada 11 Desember 1992. Publik menggenggam kepemilikan saham Indocopper hanya 0,52%.

Saat itu, mantan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio pernah menjadi dirut di perusahaan tersebut sebelum akhirnya delisting.

Sekitar Juli 1994, holding perusahaan investasi Bakrie & Brothers menggelar aksi korporasi rigts issue senilai Rp1,2 triliun. Sebagian dana itu digunakan untuk membeli saham Indocopper Investama dari Bakrie Investindo.

Bakrie & Brothers merogoh kocek US$267,75 juta untuk akuisisi Indocopper Investama. Istilahnya, memindahkan keranjang investasi dari saku kiri ke saku kanan.

Selang tiga tahun kemudian, Bakrie & Brothers melepas kepemilikan 50,38% saham Indocopper kepada PT Nusamba Mineral Industri. Perusahaan ini lekat dengan Mohammad 'Bob' Hasan yang menggenggam 10%, sisanya dikempit Sigit Hardjojudanto 10%, dan tiga yayasan sosial milik Presiden Soeharto sebesar 80%.

Nusamba Mineral menggelontorkan dana akuisisi Indocopper senilai US$315 juta dengan sebesar US$254 juta dari utang. Kala itu, Freeport McMoran menjadi penjamin utang tersebut.

Artinya, Nusamba hanya membayar US$61 juta saja. Nantinya, Nusamba juga akan mencicil kepemilikan saham melalui hasil dividen yang diperoleh dari Freeport Indonesia. Namun, Nusamba Mineral tak sanggup melunasi utang yang jatuh tempo pada 18 Maret 2002.

Akhirnya, Freeport McMoran sebagai penjamin, mengambil alih seluruh saham Indocopper milik Nusamba dan melunasi utangnya. Freeport memborong saham publik dengan harga premium dari harga pasar.

Kedua aksi korporasi itu membuat Freeport McMoran menguasai 100% saham Indocopper. Sejak saat itu, Indocopper resmi delisting dari lantai bursa paralel dan digenggam sepenuhnya oleh Freeport McMoran. Setelah dilusi, kepemilikan Indocopper di dalam Freeport Indonesia menjadi 9,36%.

 


Sumber : Antara

Berita Lainnya
×
tekid