sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani ungkap 3 strategi berantas korupsi di Kemenkeu

Kemenkeu) memiliki tiga sistem pertahanan utama atau third line of defence untuk pencegahan korupsi. 

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 09 Des 2019 14:43 WIB
Sri Mulyani ungkap 3 strategi berantas korupsi di Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memiliki tiga sistem pertahanan utama atau third line of defence untuk pencegahan korupsi. 

Sri menjelaskan sistem pertahanan ini dibentuk untuk mencegah pegawai Kemenkeu dari perilaku korup. Sebab, godaan sebagai pengelola keuangan negara teramat besar.

"Karena tiap hari kerjanya mengurus uang negara, godaan itu setiap detik ada makanya di dalam sistem Kemenkeu ada first line of defence, second line of defence, third line of defence," katanya dalam Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Kantor KPK, Jakarta, Senin (9/12).

Sri menyebut langkah pertama atau first line of defence, berkaitan dengan unit kerja dalam tata organisasi di internal Kemenkeu sendiri yaitu jajaran deputi dan direktur. 

"Atasan langsung tersebut diberikan terus-menerus suatu edukasi atau peringatan dan pemahaman tentang apa tugas kalian, mengapa itu penting, dan bagaimana melaksanakan secara profesional sesuai value yang kita bangun di Kemenkeu," ujarnya.

Dia mengatakan, ada lima nilai (value) yang dipegang oleh setiap entitas yang berada di Kemenkeu. Beberapa di antaranya yakni integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan. 

"Value tak hanya ditaruh sebagai poster tapi kita terus sampaikan dan beri contoh, role modeling itu penting sekali terutama untuk para pimpinan nggak harus menteri atau dirjen," ucapnya.

Kedua, atau second line of defence yakni sistem untuk menjaga dan meningkatkan kepatuhan internal. Sri mengatakan, di sini penerapannya memiliki tantangan terbesar karena budaya korupsi yang sudah tertanam lama dari tiap-tiap anggotanya.

Sponsored

Apalagi, para pengawas yang bertugas untuk menjaga kepatuhan internal tersebut jebolan dari sekolah kedinasan yang sama dengan yang diawasi.

"Karena mereka semuanya direkrut dan dulu sekolahnya bareng. Lalu tiba-tiba jadi kepatuhan internal jadi orang yang mengawasi. Terus mereka bilang orang dulu kita teman kok, kamu juga pernah korupsi masa kamu sekarang jadi kepatuhan internal," ucapnya. 

Line of defence yang terakhir adalah pengawasan dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkeu, Dia mengatakan peran Itjen sangat membantu Kemenkeu untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku korup setiap jajarannya dengan temuan-temuan mereka di lapangan.

"Itjen itu dihormati kita gunakan dan kita juga buat pembahasan mengenai temuannya maka tone from the top itu sangat penting, itu yang saya anggap pencegahan yang luar biasa sangat penting," jelasnya.

Berita Lainnya
×
tekid