sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS: Kami tidak ingin menginvasi Korea Utara

AS memberi isyarat kuat bahwa mereka bersedia untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 01 Feb 2019 14:12 WIB
AS: Kami tidak ingin menginvasi Korea Utara

Utusan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk Korea Utara pada Kamis (31/1) menerangkan bahwa Washington tidak ingin menyerang negara itu. Dia memberi isyarat kuat bahwa AS bersedia untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea. 

"Presiden Trump siap mengakhiri perang," ujar Steve Biegun di Stanford. "Itu sudah berakhir, sudah selesai. Kami tidak akan menyerang Korea Utara. Kami tidak berusaha untuk menggulingkan rezim Korea Utara."

"Saya benar-benar yakin, dan yang lebih penting Presiden AS juga meyakininya, bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang dan permusuhan selama 70 tahun di Semenanjung Korea. Tidak ada alasan bagi konflik ini untuk bertahan lebih lama lagi."

Korea Utara telah mendorong AS untuk berkomitmen pada perjanjian damai formal untuk mengakhiri konflik. Adapun dalam KTT pada April 2018, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah sepakat untuk menciptakan akhir resmi Perang Korea.

Dalam sambutannya di Stanford, Biegun juga menghancurkan prospek bahwa AS akan setuju untuk menarik pasukan dari Korea Selatan sebagai konsesi untuk Kim Jong-un.

"Kami tidak terlibat dalam diskusi diplomatik apa pun, yang akan mengemukakan gagasan itu," tutur Biegun.

Menurut Biegun, Kim Jong-un berkomitmen untuk membongkar dan menghancurkan seluruh fasilitas pengayaan plutonium dan uranium Korea Utara jika AS mengambil langkah-langkah yang sesuai.

"Persisnya langkah-langkah seperti apa akan saya diskusikan dengan kolega Korea Utara selama serangkaian pertemuan berikutnya," jelas Biegun. "Dari pihak kami, kami siap untuk membahas banyak tindakan yang dapat membantu membangun kepercayaan antara kedua negara dan mengejar progres lebih lanjut secara paralel atas tujuan dari KTT di Singapura untuk mengubah hubungan, menciptakan rezim perdamaian permanen, dan menyelesaikan denuklirisasi."

Sponsored

Pernyataan Biegun dinilai berusaha untuk menunjukka kemajuan dalam hubungan kedua negara, meski tujuan akhir untuk denuklirisasi yang sepenuhnya diverifikasi masih di luar jangkauan. Menurut sumber intelijen, bahkan diskusi terkait denuklirisasi selama kunjungan utusan Korea Utara Kim Yong Chol ke Washington pada awal bulan ini tidak ada hasilnya.

"Adalah adil untuk mengatakan bahwa kita memiliki lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan di depan ketimbang di belakang," papar Biegun. 

Terkait dengan penilaian intelijen, Biegun mengatakan, memiliki pandangan serupa dengan Trump: frustasi dengan cara kerja mereka.

Pada Rabu (30/1), Trump secara terbuka mencela para pejabat intelijennya setelah mereka menentang sejumlah klaim kebijakan luar negerinya selama sidang Senat satu hari sebelumnya.

Direktur Intelijen Nasional Dan Coats menyatakan bahwa Korea Utara tidak mungkin menyerahkan sepenuhnya senjata nuklirnya. Sementara itu, Direktur CIA Gina Haspel mengatakan, Pyongyang berkomitmen untuk mengembangkan misil balistik jarak jauh yang akan memicu ancaman langsung ke AS.

Biegun tidak membantah pernyataan Coast dan Haspel, tetapi dia mempersoalkan cara informasi itu disajikan.

"Jadi, frustasi saya bukan pada keakuratan informasi, melainkan bagaimana itu disajikan dan bagaimana itu ditafsirkan," sebut Biegun. "Anda tidak bisa memisahkan informasi intelijen dari kebijakan."

Pernyataan Biegun, yang disampaikan saat dia bersiap untuk melakukan perjalanan ke Seoul untuk pertemuan dengan pejabat Korea Utara dan Selatan, adalah pidato publik pertamanya sejak dia menduduki posisi itu lima bulan lalu.

Trump dan Kim Jong-un akan melakukan KTT kedua pada Februari ini. Namun, berbagai rincian belum diungkapkan.

Biegun menyebutkan perlunya pengakuan komprehensif dari Korea Utara soal senjata-senjata pemusnah massal dan program-program misilnya, meski dia sendiri tidak berjanji bahwa Korea Utara akan menyerahkan informasi itu dalam pertemuan puncak berikutnya. Sebaliknya, dia mengatakan AS akan mendapatkan informasi itu pada titik tertentu. 

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid