sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel dukung diplomasi Rusia-Ukraina, meskipun kemungkinan tidak berhasil

Bennett telah berbicara tiga kali dengan Putin dalam rangka diplomasi.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Senin, 07 Mar 2022 11:41 WIB
Israel dukung diplomasi Rusia-Ukraina, meskipun kemungkinan tidak berhasil

Israel akan terus menjadi penengah dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, meskipun kemungkinan kegagalan diplomasi cukup besar. Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, telah melangsungkan pembicaraan mendadak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akhir pekan lalu.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (7/3), Ukraina telah meminta agar Israel berfungsi sebagai perantara karena hubungan baik pemerintahnya dengan Kiev dan Moskow. Kantor Bennett mengatakan, dia telah berbicara tiga kali selama akhir pekan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.

Dalam sambutan yang disiarkan televisi kepada kabinetnya, Bennett tidak memberikan rincian tentang pertemuan tiga jam dengan Putin pada Sabtu (5/3). Dia hanya menekankan, peran Israel sudah memperoleh restu dari semua pihak.

"Kami akan terus membantu di mana pun diminta, bahkan jika peluangnya tidak besar," kata Bennett. 

Secara paralel, menurut pejabat Israel, Bennett berbicara dengan para pemimpin Jerman dan Prancis, sementara menteri luar negerinya, Yair Lapid, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada hari ini di Riga, Latvia.

Israel telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, menyatakan solidaritas dengan Kiev dan mengirim bantuan kemanusiaan. Namun, Bennett belum memenuhi permintaan Ukraina untuk bantuan militer

Sekitar 90 anak-anak dari panti asuhan Yahudi di kota Zhytomyr, Ukraina, juga telah diterbangkan dari Rumania ke Tel Aviv Israel pada Minggu (6/3). Di Twitter, Bennett mengatakan, kelompok itu, ditemani oleh anggota Chabad-Lubavitch, sebuah gerakan keagamaan Yahudi di seluruh dunia, telah melarikan diri dari pertempuran dan penembakan selama lebih dari seminggu.

Menteri Dalam Negeri Israel Ayelet Shaked mengatakan, negaranya yang memiliki populasi 9,2 juta bersiap untuk gelombang imigrasi yang sangat besar karena dipicu oleh konflik. Diperkirakan lebih dari 200.000 orang Ukraina yang berafiliasi dengan Yahudi akan mendarat di negara tersebut. Ditambah dengan 600.000 orang Rusia dengan kategori yang sama. 

Sponsored

Untuk mencegah orang Rusia melarikan diri ke Israel hanya untuk menghindari sanksi, Otoritas Bandara Israel mengatakan telah menerima instruksi untuk tidak mengizinkan jet pribadi parkir selama lebih dari 24 jam.

Berita Lainnya
×
tekid