sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO: Informasi Omicron penyakit ringan itu menyesatkan

Kendati jumlah kematiannya tak begitu banyak, petugas kesehatan mulai kelelahan dan sistem kesehatan sudah mulai terbebani.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 20 Jan 2022 08:44 WIB
WHO: Informasi Omicron penyakit ringan itu menyesatkan

Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan, sangat menyesatkan jika menyebut Covid-19 varian Omicron dengan penyakit ringan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, narasi Omicron sekadar penyakit ringan akan merusak respons kesehatan, dan justru menelan lebih banyak korban jiwa lantaran varian itu terus tersebar ke seluruh dunia.

Tedros mengonfirmasikan, terdapat lebih dari 18 juta kasus Omicron yang dilaporkan pada pekan lalu. Kendati jumlah kematiannya tak begitu banyak, petugas kesehatan mulai kelelahan dan sistem kesehatan sudah mulai terbebani.

“Meskipun Omicron di beberapa negara telah mencapai puncaknya dan dampak buruk sudah berakhir, namun belum ada negara yang selesai dengan permasalahan ini,” kata Tedros seperti dilansir VOA, Kamis (20/1).

WHO juga prihatin dengan negara-negara dengan sistem vaksinasi rendah karena penduduknya akan lebih berisiko.

Varian Omicron disebut menyebar terlalu cepat dan masih banyak kelompok rentan. Oleh sebab itu, Tedros mendesak semua orang melakukan yang terbaik untuk mengurangi risiko infeksi guna membantu menghilangkan tekanan terhadap sistem kesehatan.

Pimpinan Teknis Covid-19 di WHO Maria Van Kerkhove menekankan, agar semua negara tidak menyerah dan melakukan semua strategi yang ada untuk memerangi pandemi.

“Kami mendengar banyak orang mengatakan Omicron adalah varian terakhir, yang berakhir setelah ini. Itu terjadi karena virus ini beredar pada tingkat yang sangat luas di seluruh dunia, dan akan ada pembaruan data yang akan diterbitkan dalam beberapa jam yaitu bahwa ada peningkatan 20% kasus dalam tujuh hari terakhir dengan total 18 juta lebih kasus," ungkap dia. Sementara itu kematian terpantau stabil di kisaran 45.000 orang per pekan.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid