sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Campur tangan negara di balik kesuksesan K-pop

Indonesia menjadi pasar Korean pop (K-pop) paling cepat berkembang di Asia Tenggara.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 21 Feb 2019 20:31 WIB
Campur tangan negara di balik kesuksesan K-pop

Negara ikut berperan

Tahun 2018 menjadi tahun yang penting bagi boy band BTS. Tepatnya pada 24 September 2018, mereka tampil memberikan pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nation General Assembly/UNGA), New York, Amerika Serikat.

Saat itu, mereka memberikan pidato tiga menit di hadapan para pejabat tinggi dan kepala negara atas undangan The United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF). Selain itu, di tahun yang sama, mereka juga dipilih menjadi salah satu foto sampul Majalah TIME bertajuk “Next Generation Leaders”.

Sebagai seorang ARMY—sebutan penggemar BTS—tentu saja Rosa sangat bangga atas prestasi idolanya itu. “Mereka itu berasal dari agensi kecil Big Hit Entertainment, dan agen mereka enggak pernah menargetkan untuk go international,” kata Rosa.

Ia tak menyangka BTS bisa setenar itu. Padahal, pada 2015, menurut Rosa, penggemar BTS tak sebanyak pengagum boy band K-pop lainnya. Rosa mengatakan, sangat kecewa dengan orang-orang yang memberi stigma boy band K-pop sebagai “banci”.

Selain BTS, girl band K-pop BLACKPINK juga sedang naik daun. Girl band di bawah naungan YG Entertainment dan memulai debutnya pada 8 Agustus 2016 dengan album Square One ini digawangi Jisoo, Jennie, Lisa, dan Rose.

Pada April 2019, BLACKPINK mencatat sejarah sebagai girl band K-pop pertama yang akan manggung di Festival Musik dan Seni Coachella Valley di California, Amerika Serikat.

Semakin populernya K-pop, menurut penulis dan pengamat musik Idhar Resmadi, tak lepas dari campur tangah pemerintah Korea Selatan. Mereka ikut andil untuk memajukan budaya populer Negeri Gingseng.

Sponsored

“K-pop itu kan dibentuk secara terstruktur dan sistematis. Mereka punya bakat, disiplin, dan pendidikan yang disusun sedemikian rupa oleh agensi,” kata Idhar saat dihubungi, Rabu (20/2).

Perkembangan K-Pop itu, kata Idhar, tak sekadar bergerak secara organik. Keterlibatan negara sangat punya pengaruh. Idhar melihat, salah satu alasan mengapa BLACKPINK bisa tampil di Coachella tak lepas dari tangan pemerintah melalui The Korea Creative Content Agency (KOCCA).

“Agensi pemerintah seperti KOCCA ini yang tak dimiliki Indonesia dalam strategi kebudayaan. Artis seperti Agnes Monica (Agnez Mo) atau Anggun C. Sasmi misalnya, mereka gerak sendiri untuk go international,” ujar Idhar.

Dari segi musiknya, Idhar menilai, tak ada yang membedakan K-pop dengan artis-artis pop lainnya, memainkan genre, seperti pop, hiphop, dan RnB. Genre-genre ini umum dan digemari anak muda masa kini.

“Beda kasus ketika misalnya Indonesia ingin memasarkan dangdut ke luar,” kata dia.

Selain jenis musik, Idhar juga melihat kepiawaian agensi-agensi Korea Selatan membuat inovasi, sehingga K-pop bisa bertahan lama.

“Mereka piawai memadukan antara musik, fesyen, dan dance. Album-album boy band dan girl band itu mereka buat dengan desain package yang luar biasa buat konsumen. Mereka tahu bagaimana cara memuaskan fans dan melakukan regenerasi,” ujar Idhar.

Berita Lainnya
×
tekid