sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di rumah dalam waktu lama membuat kulit wajah bermasalah, mengapa?

Kulit wajah bermasalah padahal sudah bebas kosmetik dan polusi udara, begini penyebabnya.

Firda Cynthia
Firda Cynthia Rabu, 03 Jun 2020 19:53 WIB
Di rumah dalam waktu lama membuat kulit wajah bermasalah, mengapa?

Pandemi Covid-19 telah mengubah situasi dunia secara tak terduga. Sudah lebih dari dua bulan kita harus membatasi kegiatan di luar rumah. Namun ternyata, di rumah saja dalam rentang waktu yang cukup lama, ternyata bisa berefek buruk pada kulit wajah. Apa saja penyebabnya?

Efek dari paparan sinar elektronik

Pandemi menyebabkan proses komunikasi dan pekerjaan menggunakan elektronik menjadi meningkat. Akhirnya, kita harus terus-terusan menatap layar. Padahal paparan cahaya dari gawai bisa membawa efek buruk bagi kulit. 

N Arjmandi dkk dalam penelitiannya "Can Light Emitted from Smartphone Screens and Taking Selfies Cause Premature Aging and Wrinkles?" menunjukkan, ada beberapa efek buruk dari sinar yang dipancarkan oleh layar gawai seperti laptop, ponsel, tablet, dan televisi terhadap kulit wajah.

Paparan cahaya biru yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada melemahnya perlindungan kulit, hiperpigmentasi, dan penuaan dini pada kulit. Terburuknya, menyebabkan kanker kulit.

Kondisi psikis yang tertekan

Kegiatan di rumah yang monoton dalam rentang waktu cukup lama pada akhirnya bisa berpengaruh tak bagus pada kulit wajah. Hal ini karena dipengaruhi hal tertentu, misalnya kondisi psikis tertekan.
Dikutip dari Healthline, Dokter kulit dan perawat kosmetik Louise Walsh, mengatakan kecemasan adalah faktor besarnya.

"Banyak dari kita yang telah merasakan tekanan dari situasi ini, dan kekhawatiran kita sebenarnya dapat mengakibatkan pengaruh fisik pada kulit kita," ujar dermatologis itu.

Sponsored

Walsh menjelaskan, ketika stres, kita menghasilkan hormon kortisol yang menyebabkan peradangan dan produksi minyak berlebih, yang pada gilirannya, menyebabkan kulit wajah terganggu.

Senada dengan Walsh, Dermatologis kosmetik di Urban Retreat Mario Luca Russo, mengatakan hal serupa. "Stres akan menjadi penyebab pertama dengan meningkatnya produksi kortisol yang dapat menyebabkan jerawat," katanya, dikutip dari laman Elle.

Menurut Walsh, efek samping dari stres seperti, kurang tidur, nafsu makan berkurang, dan konsumsi minuman alkohol yang bertambah, menjadi penyebab kembalinya bintik-bintik.

“Memang mudah mengatakan 'kurangi tingkat stres Anda,' tetapi tentu lebih sulit untuk dilakukan dalam praktik,” katanya. "Namun, melakukan olahraga setiap hari benar-benar dapat membantu mengoksidasi kulit dan dapat membaikkan suasana hati kita."

Kekurangan paparan sinar matahari

Selain kondisi psikis, kekurangan paparan sinar matahari akibat terlalu lama di rumah saja, juga berpengaruh terhadap epidermis. Sebab, sinar matahari pagi menghasilkan sinar UV (ultraviolet) yang menyentuh permukaan kulit dapat memenuhi kebutuhan vitamin D pada tubuh.

“Itu (Vitamin D) sangat penting bagi hampir semua aspek kulit kita. Dari membantu pengembangan sel hingga mengurangi peradangan, ” kata Walsh.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan paparan sinar matahari dapat mengatasi sejumlah kondisi kulit. Sejumlah dokter juga merekomendasikan radiasi sinar UV untuk menangani kulit berjerawat, eksim, sakit kuning, dan psoriasis.

Untuk itu, penting sekali bagi kita untuk tetap menghabiskan waktu di luar ruangan, bahkan jika sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah.

Berita Lainnya
×
tekid