Akan diperiksa Kejagung, ini respons Menpora Dito

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo alias Dito Ariotedjo, angkat bicara soal pemeriksaannya oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Pemeriksaan ini terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus dugaan korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo.

Dito mengatakan, konfirmasi lebih lanjut akan disampaikan bila dirinya dapat memenuhi pemanggilan itu. Ia berharap setiap pihak dapat bersabar.

“Saya akan segera info ya jika saya akan ke kejaksaan terkait isu seminggu ini yang mengaitkan nama saya,” kata Dito saat dihubungi, Minggu (2/7).

Dito menyebut, telah berkoordinasi soal jadwal pemanggilan tersebut dengan para penyidik. Namun, belum ada informasi lebih lanjut soal jadwal pasti.

"Sudah ada koordinasi waktu," ujarnya.

Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kejagung Febrie Adriansyah mengatakan, penyidik menjadwalkan pemeriksaan pada Senin (3/7). Namun, dirinya enggan membeberkan lebih rinci terkait pemeriksaan tersebut.

“Benar, Senin (3/7) (Dito) diperiksa,” begitu kata Febrie dalam keterangannya, Minggu (2/7).

Dalam perkara yang dimaksud, penyidik menangkap tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU) Windy Purnama, dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Tahun 2020 sampai 2022.

Penangkapan dilakukan di Keimigrasian Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Windy disebut sebagai orang kepercayaan tersangka Irwan Hermawan.

Febrie menyampaikan, penggeledahan telah dilakukan oleh penyidik. Titik pertama yang digeledah adalah rumah pribadi dari Windy. Rumah tersebut diketahui berada di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.

Titik kedua adalah kantornya yang berada di wilayah Daan Mogot, Jakarta Barat. Persisnya, kantor ini bernama Multimedia Berdikari Sejahtera.

Terkait Dito dan Irwan, Dito Ariotedjo disebut menerima aliran duit dalam proyek tersebut. Dugaan aliran uang haram tersebut, bersumber dari terdakwa Irwan Hermawan (IH). Irwan adalah komisaris di PT Solitech Media Synergi.