sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

DPR minta Vaksin Merah Putih tidak terbengkalai usai pembubaran Eijkman

DPR meminta riset Vaksin Merah Putih tetap berlanjut.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 03 Jan 2022 12:25 WIB
DPR minta Vaksin Merah Putih tidak terbengkalai usai pembubaran Eijkman

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta pemerintah menjamin proses riset Vaksin Merah Putih terus berlanjut meskipun status kelembagaan Pusat Riset Bio Molekuker (PRBM) Eijkman telah dibubarkan. Institusi ini kemudian dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. 

Mulyanto mengatakan, proses riset jangan sampai terhenti hanya karena terjadi perubahan status kelembagaan. Sebab, riset Vaksin Merah Putih merupakan amanah rakyat Indonesia dalam hal penanggulangan Covid-19.

"Pemerintah jangan gegabah, perlu memikirkan soal ini secara saksama. Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat PRBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset Vaksin Merah Putih menjadi mandeg atau terbengkalai," kata Mulyanto dalam keterangannya kepada Alinea.id, Senin (3/1).
 
Mulyanto mengaku khawatir diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih serta dipindahkannya laboratorium PRBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI, akan menimbulkan masalah bagi keberlanjutan riset Vaksin Merah Putih. Alasannya, tidak mudah mencari pengganti para saintis dalam waktu singkat. Begitu pula posisi laboratorium yang strategis dekat dengan rumah sakit dan fakultas kedokteran, sehingga akses kepada sampel, bahan, alat, dan SDM medis sangat mudah.  
 
"Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," ujar politikus PKS ini.
 
Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Konsorsium Riset Covid-19 terakhir, terungkap bahwa riset Vaksin Merah Putih yang dimotori PRBM Eijkman mundur dari jadwal semula. Alasannya, Bio Farma tidak siap untuk memproduksi vaksin berbasis protein rekombinan mamalia dan hanya siap kalau vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan ragi (yeast).
 
Selain itu, dari hasil kunjungan kerja Komisi VII ke Bio Farma juga diketahui bahwa seed vaksin yang disiapkan PRBM Eijkman belum optimal untuk dikultivasi dan dimurnikan. Dengan demikian, perlu diteliti ulang oleh PRBM Eijkman.
 
Dengan perubahan kelembagaan PRBM Eijkman seperti sekarang ini, menurut Mulyanto, pengembangan Vaksin Merah Putih menjadi semakin tidak menentu nasibnya.  

"Pemerintah harus segera menjelaskan duduk-perkara soal ini kepada publik. Agar harapan publik terhadap produksi Vaksin Merah Putih dari PRBM Eijkman tidak sekedar menjadi pepesan kosong," katanya.
 
Pemerintah melalui Konsorsium Riset Covid-19 mengembangkan 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan enam lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni PRBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM. Yang tercepat, LBM Eijkman bekerjasama dengan BUMN Bio Farma sebelumnya menjadwakan perolehan ijin BPOM dan produksi massal semester pertama tahun 2022.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid