sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Maruf Amin terkejut dipilih jadi Cawapres Jokowi

Keputusan Jokowi memilih Maruf Amin sebagai Cawapres mengejutkan banyak pihak, termasuk Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Robi Ardianto Annisa Saumi
Robi Ardianto | Annisa Saumi Kamis, 09 Agst 2018 22:56 WIB
Maruf Amin terkejut dipilih jadi Cawapres Jokowi

Keputusan Jokowi memilih Maruf Amin sebagai Cawapres mengejutkan banyak pihak, termasuk Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sendiri.

Koalisi partai pendukung Joko Widodo telah mendeklarasikan nama KH. Maruf Amin sebagai calon wakil presidennya Kamis (9/8) di rumah makan Pelataran Menteng, Jakarta Pusat. Deklarasi tersebut dihadiri seluruh ketua umum partai pendukung Joko Widodo.

Usai deklarasi, sekitar pukul 21.00 WIB, Maruf Amin tiba di kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah mengunjungi kantor PBNU. 

Maruf mengatakan dirinya bersyukur karena telah dipilih Allah untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi.

"Saya bersyukur pada Allah, karena ternyata Allah memilih saya untuk menjadi calon wakil presiden Jokowi, sesuatu yang di luar dugaan," ungkap Maruf dalam konferensi pers di DPP PKB, Kamis (9/8) malam.

Dia mengatakan dirinya siap mengusung visi ekonomi arus baru. "Saya usung arus baru ekonomi Indonesia. Karena arus lama ekonomi orde baru hanya melahirkan konglomerat yang tidak meneteskan ekonominya ke bawah. Kita akan buat ekonomi arus baru, pemberdayaan ekonomi umat yang akan membuat hilangnya kesenjangan ekonomi," ujar Maruf.

"Sekarang harus dikonkretkan ekonomi yang betul-betul melahirkan pelaku usaha yang lebih produktif di bawah," jelas Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Selain ekonomi keumatan, Ma'ruf juga menganggap pentingnya memperbaiki akhlak untuk membangun karakter agar terciptanya ketaatan hukum. "Menurut saya, penegakan hukum akan banyak terjadi, kalau pembangunan karakter tidak berhasil," ujar Rais Aam PBNU tersebut.

Sponsored

Maruf mengimbau warga NU yang masih menumpang di partai lain untuk kembali ke PKB. "PKB adalah kendaraannya orang NU. Orang NU yang masih numpang di kendaraan orang, balik," imbuhnya.

Sementara itu, Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar mengatakan PKB sangat bersemangat atas deklarasi tersebut. "Ini artinya bahwa pemerintah yang akan datang benar-benar pemerintahan yang aspiratif. Duet ini adalah duet nasionalis religius. Tiap malam kita diskusi, ini pilihan Jokowi yang paling tepat," ujar Cak Imin.

Cak Imin mengatakan sejak awal PKB tak pernah berkeinginan untuk cabut dari koalisi Jokowi. "Sejak dua minggu yang lalu kan ada 5 "M", sejak pertemuan Bogor kita sudah sepakat, siapapun yang dipilih Jokowi kita ikut," kata Cak Imin.

Cak Imin juga mengakui dirinya telah menemui Mahfud MD sebelum deklarasi. "Sebelum deklarasi tadi saya ketemu Pak Mahfud MD, jika pak Mahfud MD dipilih saya dukung juga," imbuhnya.

Tidak tiba-tiba

Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy mengatakan nama Maruf Amin tidak muncul tiba-tiba.

Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengklaim sejak awal partainya telah mengusulkan nama Maruf Amin untuk mendampingi Jokowi pada 3 Desember 2017. 

Romy juga mengklaim saat itu, dirinya telah menyebutkan bahwa tokoh-tokoh yang akan dipilih Jokowi tidak akan keluar dari 10 nama dan secara konsisten terus digulirkan oleh koalisi pendukung. 

"Kemudian pada tanggal 10 Juli, setelah saya menyebutkan 10 nama itu, yang saya uraikan dari nama-nama itu hanyalah Maruf Amin," sebutnya. 
 
Selain itu, orang nomor satu di PPP itu juga menyatakan pasangan Jokowi-Makruf Amin merefleksikan pasangan nasionalis religius. 

Terlebih, keterbelahan masyarakat telah sejak lama terjadi, terutama semenjak 2014 dilanjutkan pada Pilkada DKI Jakarta.

"Sehingga, kita berdiskusi bersama presiden mencari figur yang melambangkan religius tidak lain untuk meredam kebencian. Sosok kyai Maruf Amin pernah jadi anggota fraksi PPP, anggota fraksi PKB, Wantimpres dan juga ketua MUI," katanya. 

Dengan pengalaman yang sudah begitu banyak dan memiliki kecakapan dalam bidang ekonomi, sehingga menjadi titik temu dari seluruh Parpol dan masyarakat.

"Segi elektabilitas juga menjadi pertimbangan, kalau hanya ditinjau elektabilitas mungkin pilihannya berbeda. Tapi, karena kami mendengar dari berbagai kalangan yang mengatakan aspek kapabilitas juga penting," tegasnya.

Berita Lainnya
×
tekid