sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden PKS menyebut ada fenomena baru di parpol jelang Pemilu 2024, apa itu?

Presiden PKS menegaskan, fenomena ini juga menjadi pelajaran bagi PKS dalam membentuk koalisi dengan parpol lain ke depannya.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 20 Jun 2022 16:17 WIB
Presiden PKS menyebut ada fenomena baru di parpol jelang Pemilu 2024, apa itu?

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyebut, terjadi fenomena baru di partai politik menjelang Pemilu 2024. Hal itu terkait pembentukan koalisi yang dilakukan sejumlah partai politik (parpol) sebelum penetapan calon presiden (capres). Syaikhu menegaskan, fenomena ini juga menjadi pelajaran bagi PKS dalam membentuk koalisi dengan parpol lain ke depannya.

Diketahui, saat ini telah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu (Partai Golkar, PAN dan PPP), dan Koalisi Semut Merah (PKS dan PKB). Sementara Gerindra dan PKB sepakat bekerja sama tanpa membentuk koalisi secara defenitif. Adapun Partai Nasdem, PDI Perjuangan dan Partai Demokrat belum menyatakan sikap.

"Kita menyaksikan dinamika politik akhir-akhir ini penuh dengan kejutan-kejutan. Kita memasuki fenomena baru dalam politik Indonesia yaitu terjalinnya koalisi antar partai tanpa didahului oleh tokoh calon presiden dan cawapres," ujar Syaikhu dalam pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) DPP PKS, Senin (20/6).

Syaikhu menegaskan, dalam sistem presidensil, capres adalah sentral dan episentrum yang akan menarik koalisi partai-partai. Namun, saat ini yang terjadi justru berbeda, dimana parpol justru membentuk koalisi tanpa penetapan capres.

"Biasanya capres yang menarik partai-partai tetapi saat ini partai-partai yang berusaha (mendekati) capres dan cawapresnya. Karena masih belum yakin akan bisa menyalonkan diri dalam koalisi," jelas dia.

Oleh karena itu, lanjut Syaikhu, PKS akan terus berjuang mencari mitra koalisi yang setara, yang mau duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

"Mitra koalisi yang memiliki platform pembangunan yang sama, yang ingin sama-sama membawa perubahan dan kita semua ingin adanya perubahan. Kita semua ingin adanya kemajuan, bukan kamandekan apalagi kemunduran," pungkas Syaikhu.

 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid