sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI pertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5%

Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah.

Davis Efraim Timotius
Davis Efraim Timotius Selasa, 21 Sep 2021 15:43 WIB
BI pertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5%

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) alias suku bunga acuan sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan juga upaya mendukung pemulihan ekonomi termasuk dari Covid-19," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan periode September 2021 secara virtual, Selasa (21/9/).

Gubernur Bank Indonesia, juga memperkirakan pemulihan perekonomian global akan terus berlanjut.

“Pemulihan perekonomian global diperkirakan berlanjut, meskipun dampak kenaikan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan dibeberapa negara perlu diwaspadai. Di Amerika Serikat, China, dan Jepang laju pemulihan ekonomi pada paruh kedua 2021 cenderung lebih lambat dari perkiraan,” terang dia. 

Di sisi lain, pemulihan ekonomi di berbagai kawasan Eropa dan Amerika Latin cenderung lebih tinggi, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global. Kinerja berbagai indikator dini pada Agustus 2021 purchasing managers index atau PMI, manufaktur, dan penjualan eceran tetap menunjukan terus menguat, di tengah indikasi lebih lamanya transportasi barang seperti tercermin pada index supplier deliveries times.

Dengan dinamika tersebut, Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 tetap 5,8%.

"Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 tetap sekitar 5,8%. Volume perdagangan dan harga komoditas dunia tumbuh kuat,sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang termasuk Indonesia," tutur Perry.

Ketidakpastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda, antara lain dipengaruhi oleh isu kegagalan bayar korporasi di pasar keuangan China, rencana pengurangan stimulus atau tapering The Fed, serta perkembangan sejumlah kasus Covid-19 di sejumlah negara.

Sponsored

Di dalam negeri, Perry memperkirakan kinerja perekonomian domestik kembali membaik secara bertahap. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kembali membaiknya mobilitas masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas, sebagai respon penanganan Covid-19 yang semakin baik.

“Pada periode Agustus hingga awal September 2021, aktivitas ekonomi domestik berangsur membaik setelah mengalami perlambatan pada Juli 2021,” ucap Perry.

Berita Lainnya
×
tekid