sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengapa Kim Jong-un memilih pergi ke Vietnam dengan kereta?

Kim Jon-un tiba di Vietnam pada Selasa (26/2) pagi dengan kereta lapis bajanya. Sementara, Trump diperkirakan mendarat pada Selasa malam.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 26 Feb 2019 19:22 WIB
Mengapa Kim Jong-un memilih pergi ke Vietnam dengan kereta?

KTT kedua Amerika Serikat-Korea Utara yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, sudah di depan mata. 

Alih-alih berangkat ke Hanoi dengan pesawat, Kim Jong-un justru memilih menempuh perjalanan 2.000 mil ke selatan dari Pyongyang dengan kereta lapis bajanya. 

Jangan bayangkan itu kereta cepat karena kereta itu hanya mampu melaju dengan kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam. 

Pada Selasa (26/2), setelah menempuh perjalanan selama 60 jam atau dua hari setengah, Kim Jong-un tiba di stasiun kereta di Dong Dang. Dia dijemput oleh sebuah limosin dan diantarkan ke Hanoi.

Bagi sebagian orang, mode perjalanan yang dipilih Kim Jong-un mungkin ketinggalan zaman. Namun, itu telah lama disukai oleh para pemimpin Korea Utara, yang tidak lain adalah ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, dan kakeknya, Kim Il-sung. Berikut adalah sejumlah kemungkinan alasan di balik hal itu:

Tradisi keluarga 

Kim Il-sung dan Kim Jong-il diduga takut terbang. Media Korea Selatan berspekulasi bahwa ketakutan itu bersumber saat keduanya menyaksikan sebuah jet meledak selama uji coba kelayakan terbang. Insiden itu terjadi pada 1982.

Pasca-insiden itu, kakek Kim Jong-un pernah terbang ke Uni Soviet pada 1986 dan itu tercatat terakhir kalinya seorang pemimpin Korea Utara melakukan perjalanan ke luar negeri melalui udara selama lebih dari tiga dekade. 

Sponsored

Sebaliknya, Kim Jong-un diyakini sering terbang selama bersekolah di Swiss. Sejak mengambil alih tampuk kepemimpinan pada 2011, Kim Jong-un terkadang masih terbang, termasuk saat dirinya bertemu Trump di Singapura pada Juni tahun lalu.

Tetapi pilihannya untuk tetap bepergian dengan kereta bisa menjadi ode untuk garis keluarganya dan cara untuk menjaga tradisi kepemimpinan Korea Utara.

Kereta lapis baja memberi keamanan dan kenyamanan lebih dibanding pesawat

Kereta yang ditumpangi Kim Jong-un adalah kereta yang sama yang digunakan oleh kakek dan ayahnya, memiliki 21 gerbong antipeluru dengan sofa kulit mewah dan ruang konferensi. Demikian dilaporkan Reuters.

Laporan Chosun menyebutkan bahwa terdapat dua kereta yang terpisah dengan rombongan utama. Yang di depan menangani pemeriksaan keamanan untuk memastikan keamanan jalur kereta api, dan yang di belakang membawa pengawal dan personel pendukung. 

Korea Utara tidak punya infrastruktur udara yang memadai

Keputusan Kim Jong-un untuk menempuh perjalanan via kereta ke Hanoi boleh jadi merupakan kebanggaan tersendiri. Untuk sampai ke Singapura tahun lalu, Kim Jong-un terpaksa meminjam pesawat Air China karena pesawat Ilyushin Il-62 buatan Sovietnya dianggap tidak aman. 

Itu menunjukkan bahwa tanpa bantuan eksternal, penerbangan ke Vietnam tidak mungkin dilakukan. Dengan memilih kereta sebagai gantinya, menurut analis, Kim Jong-un dapat menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya bergantung pada Beijing.

KTT AS-Korea Utara akan berlangsung selama dua hari dan dijadwalkan dimulai besok. Tatap muka kali ini diharapkan akan menghasilkan langkah konkret menuju denuklirisasi yang saat ini masih abu-abu.

Selain itu, Trump dan Kim Jong-un juga diharapkan akan mencapai kesimpulan terkait akhir dari Perang Korea.

Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang karena perang yang terjadi pada 1950-1953 itu hanya berhenti dengan kesepakatan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Selama berada di Hanoi, Kim Jong-un dikabarkan menginap di Melia Hotel. Adapun Trump dilaporkan bermalam di J.W. Marriott Hotel. (Time dan BBC)

Berita Lainnya
×
tekid