sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Protes UU Kewarganegaraan baru India tewaskan belasan orang

UU Kewarganegaraan baru melahirkan tuduhan bahwa Modi dan partainya, BJP, merusak tradisi sekuler India.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 26 Feb 2020 09:10 WIB
Protes UU Kewarganegaraan baru India tewaskan belasan orang

Belasan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka dalam bentrokan antara kelompok pro versus kontra UU Kewarganegaraan baru di New Delhi, India. Kerusuhan membayangi lawatan perdana Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke negara itu.

Bentrokan, yang terburuk di ibu kota sejak demonstrasi anti-UU Kewarganegaraan baru dimulai pada Desember, bermula pada akhir pekan tetapi berubah mematikan pada Senin (24/2). Kekerasan juga terjadi pada Selasa (25/2) di berbagai wilayah di timur laut Delhi, hanya beberapa mil dari lokasi pertemuan Trump dan Perdana Menteri Narendra Modi.

Belakangan New Delhi telah menjadi fokus protes anti-UU Kewarganegaraan, yang memudahkan individu non-muslim dari tiga negara tetangga India yang didominasi muslim mendapat kewarganegaraan. Pemerintah Modi mengklaim bahwa UU Kewarganegaraan baru berupaya melindungi pemeluk keyakinan minoritas yang melarikan diri dari penganiayaan di Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.

Menteri dalam negeri junior India G. Kishan Reddy menuturkan kepada ANI pada Senin bahwa kekerasan yang terjadi adalah sebuah konspirasi untuk mencemarkan nama baik India ketika Trump berkunjung.

Beberapa dari mereka yang memprotes UU Kewarganegaraan baru menuduh bahwa partai berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP) yang berhaluan kanan dan pendukungnya menargetkan muslim dan memicu kekerasan.

"Kami tidak memiliki senjata, tetapi mereka menembaki kami," kata Mohammad Shakir, demonstran yang menentang UU Kewarganegaraan baru. "BJP menargetkan muslim. Mereka ingin mengubah India menjadi sebuah negara Hindu."

BJP sendiri menyangkal adanya bias terhadap lebih dari 180 juta muslim di India. Namun, bagi oposisi, UU Kewarganegaraan baru tidak konstitusional karena mendasarkan kewarganegaraan pada agama seseorang dan akan memarginalkan komunitas muslim di Negeri Hindustan.

Seorang pejabat di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur di New Delhi menuturkan bahwa 13 orang meninggal di sana dan lebih dari 150 orang terluka, mayoritas di antaranya menderita luka tembak.

Sponsored

Pejabat di Rumah Sakit Al-Hind di New Delhi menyebutkan terdapat dua korban tewas di sana dan lebih dari 200 lainnya dirawat karena terluka.

Di Jafrabad, warga setempat berpatroli dengan tongkat dan batang logal. Dua wartawan dilaporkan diserang dan dipukuli.

Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal meminta masyarakat untuk tenang.

"Apa pun masalahnya, bisa diselesaikan dengan damai. Kekerasan tidak akan membantu menemukan solusi," kata dia pada Selasa.

Menteri Dalam Negeri India Amit Shah mendesak partai-partai politik untuk menghindari pidato provokatif yang dapat menyulut emosi massa.

UU Kewarganegaraan baru melahirkan tuduhan bahwa Modi dan partainya, BJP, merusak tradisi sekuler India. Para penentang UU itu telah turun ke jalan selama kurang lebih dua bulan terakhir, beberapa bahkan berkemah di sejumlah bagian di New Delhi.

Di lain sisi, pada Senin, Trump memuji India sebagai negara yang toleran.

"India adalah negara yang dengan bangga merangkul kebebasan, kemerdekaan, hak-hak individu, peraturan hukum, dan martabat setiap manusia," kata Trump di hadapan lebih dari 100.000 orang di Negara Bagian Gujarat, kampung halaman Modi. "Persatuan India telah menginspirasi dunia." (Reuters dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid