sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mencermati gaya komunikasi capres dan cawapres

Jokowi selalu tampil apa adanya, dan blusukan ke tengah-tengah masyarakat. Sedangkan Prabowo, menampilkan retorika tegas saat berpidato.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 07 Jan 2019 20:55 WIB
Mencermati gaya komunikasi capres dan cawapres

Mirip Soekarno dan Soeharto

Hendri mengatakan, ada kesamaan gaya komunikasi masing-masing pasangan capres, dengan presiden-presiden Indonesia sebelumnya.

“Prabowo kadang orasi seperti Bung Karno. Gaya-gaya komunikasi Jokowi juga kadang mengikuti gaya Soeharto kalau lagi bicara,” ujar Hendri.

Namun, katanya, gaya komunikasi ini tetap tak bisa disamakan. Mereka memiliki gaya-gaya komunikasinya sendiri.

Pakar komunikasi dan pengamat politik Tjipta Lesmana dalam bukunya Dari Soekarno sampai SBY: Intrik & Lobi Politik Para Penguasa (2008) menganalisis gaya komunikasi presiden-presiden Indonesia.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu (5/12/2018). (Antara Foto).

Mengutip teori great man dari van Wagner, Tjipta menulis, Soekarno dilahirkan sebagai sosok pemimpin besar.

Sponsored

“Segala karakteristik pemimpin besar, seperti tegas, berani, teguh pada prinsip, tekun, bertanggung jawab, empati pada rakyat jelata, dan konsisten dimiliki oleh Soekarno,” tulis Tjipta di dalam bukunya.

Tjipta menulis, di mana saja Soekarno berada, dia acapkali berbicara dan berpidato dengan penuh percaya diri.

“Salah satu ciri khas Soekarno kalau berpidato ialah sekujur tubuhnya tidak bisa diam, he swings fast, seperti orang menari Samba sambil mengacung-acungkan atau menunjuk-nunjuk jari telunjuk ke satu arah, atau bertolak pinggang. Di atas panggung, Soekarno seperti seekor singa yang ganas,” tulis Tjipta.

Sementara itu, gaya komunikasi presiden kedua Indonesia Soeharto, menurut Tjipta, kental dengan kultur Jawa dan kepura-puraan. Hal tersebut membuat publik mesti berhati-hati dengannya. Tjipta menyebut, Soeharto kerap kali berbicara dengan bahasa-bahasa nonverbal, dan hanya bisa dimengerti oleh menteri-menterinya.

Berita Lainnya
×
tekid