sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang tenggat bagi AS, Kim Jong-un tekankan langkah ofensif

Kim Jong-un mengatakan akan mengambil langkah-langkah positif dan ofensif untuk sepenuhnya memastikan keamanan dan kedaulatan negaranya.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 30 Des 2019 10:19 WIB
Jelang tenggat bagi AS, Kim Jong-un tekankan langkah ofensif

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan, dia akan mengambil langkah-langkah positif dan ofensif untuk sepenuhnya memastikan keamanan dan kedaulatan negara. Pertanyaan itu keluar menjelang tenggat akhir tahun yang dia tetapkan bagi perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.

Tenggat tersebut diberikan agar Washington melunakkan sikapnya dalam negosiasi denuklirisasi yang kini sedang mandek.

Pyongyang mendesak Washington untuk menawarkan pendekatan baru demi melanjutkan perundingan denuklirisasi. Korea Utara memperingatkan bahwa mereka dapat mengambil "langkah baru" jika AS gagal memenuhi harapannya.

Kim Jong-un menyampaikan pernyataan tersebut dalam pleno Partai Buruh Korea Utara (WPK) pada Minggu (29/12). Pertemuan itu diadakan untuk membahas kebijakan pembangunan dalam negeri dan pertahanan nasional.

Dia menyarankan agar pemerintahannya fokus dalam urusan luar negeri, industri amunisi, dan angkatan bersenjata. Selain itu, Kim Jong-un membahas masalah manajemen negara, ekonomi, pendidikan, pertanian, ilmu pengetahuan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan.

Kantor berita KCNA menyebut, Kim Jong-un meminta jajarannya untuk memperbaiki kondisi sektor-sektor industri utama yang menopang ekonomi nasional.

AS tak akan tinggal diam

Komandan militer AS menyebut bahwa langkah baru yang dimaksud Korea Utara dapat mencakup uji coba rudal jarak jauh dan hulu ledak nuklir, yang telah ditangguhkan Pyongyang sejak 2017.

Sponsored

Pada Minggu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien mengatakan, AS akan sangat kecewa jika Korea Utara melanjutkan uji coba rudal jarak jauh dan nuklir. Dia bersumpah, Washington akan mengambil tindakan tegas jika Pyongyang mengambil langkah tersebut.

"AS akan mengambil tindakan ... Jika Kim Jong-un memilih pendekatan itu, kami akan sangat kecewa dan menunjukkan kekecewaan kami," ujar dia.

Ketika ditanya tentang konsekuensi dari uji coba semacam itu, O'Brien menjawab bahwa dia tidak ingin berspekulasi. AS, lanjutnya, merupakan kekuatan militer terkemuka di dunia dan memiliki pengaruh ekonomi yang luar biasa.

"Oleh karena itu, AS memiliki banyak 'alat' dan kami dapat menambah tekanan pada Korea Utara," kata dia.

Dia menekankan bahwa AS telah memiliki saluran komunikasi yang terbuka dengan Korea Utara. Dia pun berharap Kim Jong-un akan menindaklanjuti komitmen denuklirisasi yang dibuatnya dalam pertemuannya dengan Donald Trump di Singapura pada 2018.

O'Brien menilai hubungan pribadi yang baik antara Trump dan Kim Jong-un menjadi alasan Korea Utara tidak mewujudkan "kado Natal" yang mereka gembar-gemborkan.

"Mungkin atas alasan itu, Kim Jong-un mempertimbangkan kembali kado Natal-nya. Kami tetap akan memonitor dengan cermat. Ini situasi yang mengkhawatirkan bagi kami," ungkap O'Brien.

Ben Cardin, Senator Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, mengatakan bahwa pertemuan antara Trump dan Kim Jong-un belum memperlihatkan kemajuan siginifikan dalam proses denuklirisasi.

"Yang saya ingin lihat adalah Kim Jong-un membuat pernyataan tentang program nuklirnya dan mengambil langkah nyata untuk mulai membongkarnya," kata dia. "Saya belum melihat semua itu selama pemerintahan Trump." (The Guardian dan Reuters)

Berita Lainnya
×
tekid