Cari aman para kontestan di Pilpres 2019
Baik Prabowo Subianto atau Joko Widodo sama-sama memiliki catatan kurang baik soal pelanggaran HAM.
Tipu muslihat
KontraS mencatat persoalan HAM selalu tertinggal dalam situasi kontestasi politik. Itu baik dalam Pilkada atau pun Pemilu. Oleh para kontestan, persoalan HAM bukan ditempatkan sebagai agenda utama. Sebaliknya, agenda HAM justru semakin ditinggalkan.
“Persoalan HAM tidak diperbincangkan atau tidak menjadi sebuah ukuran. Kalau pun dibicarakan tujuannya hanya untuk menyerang lawan politik,” kata Koordinator Kontras, Yati Andriyani.
Sebagi contoh, kata Yati, dalam kontestasi Pilpres 2014 isu HAM digunakan oleh salah satu kubu untuk mengatakan bahwa lawannya memiliki keterkaitan dalam kasus pelanggaran HAM. Pemakaian is HAM tujuannya tidak lain hanya untuk mendongkrak suara salah satu kubu.
"Misalnya kubu yang satu menyebut kubu lawan melanggar HAM, kemudian kubu yang satu ini menyatakan akan menyelesaikan. Padahal, sebetulnya itu hanya tipu muslihat untuk mendapatkan dukungan politik,” ujarnya.
Isu HAM semestinya diperbincangkan bersifat substantif dengan mencari jalan penyelesaian persoalan HAM serta pemenuhan hak-hak seseorang. Jika hanya sekadar jadi alat pertaraungan, maka lima tahun ke depan sudah bisa ditebak: kasus pelanggaran HAM tak akan pernah terselesaikan.