sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri TPT kekurangan 135 ribu tenaga kerja, Kemenperin siapkan SDM melalui pendidikan

CDC juga memberikan kemudahan bagi industri karena perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Sabtu, 27 Agst 2022 11:01 WIB
Industri TPT kekurangan 135 ribu tenaga kerja, Kemenperin siapkan SDM melalui pendidikan

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang merupakan sektor padat karya dan berorientasi ekspor menjadi salah satu manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan dari pemerintah karena memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Tercatat pada periode Januari-April 2022, industri TPT berhasil menambah pundi-pundi devisa negara dengan nilai ekspor sebesar US$5,36 miliar.

“Dengan kontribusi tersebut, industri TPT memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam mendorong perekonomian nasional,” jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia  Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Arus Gunawan melalui keterangan resminya, Sabtu (27/8).

Arus menyampaikan selama masa pandemi Covid-19, industri TPT berhasil menyerap tenaga kerja hingga 3,56 juta orang atau setara dengan 19,5 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Meski demikian, ia juga mengatakan industri TPT nasional masih kekurangan pasokan SDM dengan jumlah yang signifikan yaitu 135 ribu orang per tahun.

“Kinerja industri TPT juga akan menjadi lebih baik kalau didukung oleh SDM yang memadai dan kompeten,” tutur Arus.

Untuk mengatasi kekurangan pasokan tenaga kerja dan menyiapkan SDM yang kompeten, Arus menegaskan pihak BPSDMI Kemenperin terus menjalani berbagai program antara lain dengan pembangunan unit pendidikan vokasi industri Akademi Komunitas (Akom) Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta pada tahun 2015.

Tak hanya itu, Arus juga mengaku BPSDMI Kemenperin semakin meningkatkan kualitas Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung yang telah berdiri sejak 100 tahun lalu, salah satunya dengan rutin menyelenggarakan Diklat sistem 3 in 1 (Pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) untuk memenuhi tenaga kerja industri TPT tingkat operator.

Agar lulusan dari unit pendidikan vokasi industri Kemenperin dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan industri, BPSDMI terus menggandeng stakeholder industri dalam berbagai forum dan diskusi, yang melibatkan pelaku usaha, industri dan asosiasi mulai dari perencanaan program studi, penyusunan kurikulum, kegiatan pengajaran, kegiatan praktek kerja industri, hingga penyerapan lulusan.

“Untuk itu, kegiatan seperti Temu Industri Akom Tekstil Solo juga menjadi contoh baik yang harus terus dilakukan, karena dapat menyerap aspirasi kebutuhan industri tekstil yang selanjutnya dituangkan dalam rencana pembelajaran,” tutur Arus.

Sponsored

Guna dapat mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan unit pendidikan vokasi industri, Kemenperin melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) BPSDMI menghadirkan Career Development Center (CDC) Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian.

“CDC dibangun dengan konsep yang dibuat oleh Skills for Competitiveness (S4C), yang merupakan proyek bilateral antara Swiss dan Indonesia, serta diintegrasikan dengan konsep yang telah disusun oleh tim developer unit pendidikan BPSDMI,” pungkas Arus.

Menurut Arus, CDC ini nantinya akan menjadi integrated platform sekaligus ikon BPSDMI Kemenperin yang juga menjadi role model bagi instansi lainnya, karena dirancang dengan beragam fitur seperti Lowongan Kerja, Klinik Vokasi Industri, Tes Minat dan Bakat, Lowongan Prakerin, Kewirausahaan, Beasiswa, dan lain-lain. Sehingga bagi Arus, hal ini akan membantu peserta didik dalam perjalanan karier.

CDC juga memberikan kemudahan bagi industri karena perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan. Selain itu, CDC bisa menjadi wadah atau sarana masukan terkait SDM industri.

“Pemaparan CDC di Temu Industri Akom Tekstil Surakarta beberapa waktu lalu, diharapkan dapat semakin memperkenalkan program tersebut kepada industri, sehingga partisipasi industri dalam program CDC semakin meningkat,” papar Arus.

Selain itu, sosialisasi juga dilakukan agar unit pendidikan vokasi industri Kemenperin dapat segera menerapkan CDC di satuan kerjanya. Saat ini, sebanyak 63,6% unit pendidikan tinggi Kemenperin telah menerapkan CDC.

Kepala BPSDMI juga mendorong agar Akom Tekstil Surakarta dapat mengimplementasikan Corporate University (CorpU). BPSDMI CorpU berperan sebagai strategi pengembangan pembelajaran individu dan organisasi, dengan pemanfaatan manajemen ilmu pengetahuan dan program-programnya yang berfokus pada tujuan dan strategi organisasi.

“Saya mengingatkan para dosen agar terus mendorong implementasi kebijakan Corporate University di Akom ITPT Surakarta. Karena kebijakan ini telah ditetapkan sejak akhir tahun lalu dan rencana tindak serta target waktu pelaksanaan juga sudah diisi,” tutup Arus.

Berita Lainnya
×
tekid